Wednesday, January 26, 2011

manusia dalam manusia

tibatiba rasanya semuanya seperti berbalik.
seperti ada perasaan marah yang membuncah dari hati dan pikiran saya.
saya hanya manusia biasa yang punya emosi dan amarah yang selama ini saya pendam.
sebisa mungkin serapat mungkin saya simpan amarah saya.
tapi rasanya seperti semuanya serba ingin keluar.

tibatiba saja saya emosi melihat temanteman saya hari ini.
saya lebih emosi lagi dengan teman saya yang suka mengeluh akan keadaan dirinya hari ini.
saya memang kurang suka melihat mereka mengeluh akan nasibnya.
padahal masih banyak mereka yang tidak beruntung tapi tidak pernah mengeluh.
saya heran apa yang ada di otak mereka.

saya selalu mencoba untuk tidak mengeluh.
Allah, tunjukkan pada saya jalan yang terbaik agar saya tidak mengeluh dengan semua yang sudah Engkau berikan didepanku...
itu yang ada di pikiran saya.
saya lebih memilih untuk belajar memposisikan diri saya.

mungkin saya sok tahu.
mungkin saya sok wise.
mungkin saya sok pintar.
tapi itu saya.
terserah apa kata mereka.
saya memang menyebalkan, terserah.
saya memang gak tau diri, terserah.
tapi saya punya jalan dan pikiran saya sendiri tentang diri saya.
seperti mereka punya jalan dan pikiran mereka sendiri mengenai saya.

saya sedang memikirkan diri saya.
saya sadar saya sedang terpengaruh dengan sebuah keputusan seorang teman.
saya sendiri sedang mencari titik jernih di otak dan hati saya.
bila pun keputusan itu saya ambil, saya juga akan menuai manfaatnya.
setelah sekian tahun saya sakit hati dengan mereka.
saya mungkin akan mendapatkan pelajaran yang setimpal yang mungkin belum pernah saya dapatkan.
rasanya saya seperti akan menyudahi dunia saya, maka saya ingin menyudahinya dengan keputusan yang benar dan bermanfaat untuk saya.

saya ini hanya manusia biasa.
saya percaya setiap orang punya sisi negatif yang sama, hanya saja kadarnya yang berbedabeda.
saya punya rasa iri.
saya punya rasa marah.
saya punya rasa kecewa.
tapi saya memilih diam.
mereka tidak pernah tahu apa arti diam saya.
dan selamanya mereka tidak akan pernah tau, bahwa saya diam saya berpikir.

dan selama kaki saya berpijak di'sini', saya tidak akan pernah menemukan seseorang yang bisa memanusiakan saya.
karena bagi mereka saya ini hanya angin.
mereka semua palsu.
mereka semua berdusta.

dan itu adalah konsekuensi bagi saya.