saya sedang sedikit meluangkan waktu untuk kenormalan otak saya. ditengahtengah semuanya sedang berlari mencari nama, saya tersudut dalam sebuah ruang penuh keganjilan. mata saya panas dalam seruan tangis. lengkap saya seperti dilematis.
berpikirlah dengan nalar, maka saya seperti melakukan sesuatu yang siasia karena saya seperti berjalan di atas benang rapuh. namun, berpikirlah manusiawi, bahwa semua ada yang mengendalikan, dan bila waktuku belum tiba, maka saya masih bisa berusaha. tugas saya hanya satu. berusaha, berdoa, memohon dan berpasrah. tapi tak seruwet otak saya, karena pikiran saya ruwet dengan sesuatu yang tidak ilmiah.
saya meyakinkan diri saya, saya sama seperti mereka. meskipun saya berbeda, tapi saya dan mereka adalah sama. tapi seolaholah mereka membedakan saya. saya percayakan diri saya saya bisa berdiri tegak seperti bahkan melebihi mereka. tapi nalar saya mengatakan belum tentu. saya masih berjalan diatas kejanggalankejanggalan yang mungkin tidak akan pernah selesai. karena memang keberadaan saya dan mereka akan selalu begitu adanya. dan tugas saya dan mereka hanya satu, belajar dan mencari.
saya sedang memuaskan diri saya menderaikan air mata. diantara kegigihan saya, diantara kesabaran orang tua saya, diantara dukungan temanteman terbaik saya, diantara dorongan kakakkakak saya, diantara sahabatsahabat saya yang sedikit demi sedikit mulai menjauh. saya mungkin akan menyudahinya dengan cepat, tapi mungkin juga saya akan mencoba bangkit.
No comments:
Post a Comment