Saturday, November 29, 2014

cermin dan skenario

Entah sadar atau tidak, ternyata saya suka bercermin.
"jangan seringsering bercermin, nanti cantiknya ilang dihisap cerminnya". Beneran deh ini mitos darimana saya juga gak tau. Beneran gak masuk akal, tapi lucu.
Gak usah dihisep cermin, gue emang gak cantek kalee.. kalo cermin bisa ngisep (kayak vampir aja), cermin juga gak mau ngisep 'kecantikan' gue.. hahaha..

Entah sejak kapan saya suka bercermin. Tapi harus saya akui, saya suka.
Sepertinya tidak seorang pun teman saya tahu kalo saya suka bercermin.
Karena setiap kali kami bercermin barengbareng, misal di toilet bioskop, mall, atau entah dimana pokoknya yg barengbareng, saya paling cepat bercermin.
Tapi saya paling lama bercermin kalo saya sendirian. Karena saya cukup melihat wajah saya seoranglah yang paling cantik di cermin. hahahaha
Berasa kayak dongeng putri salju nih.

Saya menikmati lama bercermin, bukan untuk melihat kecantikan saya *halah*. Tapi saya menikmati berbicara di depan cermin. Berbicara sendiri di depan cermin. Berhadapan dengan cermin.
Saya cukup membayangkan dengan siapa saya bertatap, lalu skenario pembicaraan saya buat sendiri, mengikuti karakter siapa orang dibayangan saya, dan cerita saya mengalir begitu saja.

Cermin seperti sahabat sejati saya. Bila sahabat saya tak ada yang bisa diandalkan untuk berbagi, atau tak ada waktu untuk saya, maka saya berbagi dengan cermin. Saya marah, senang, gundah, sedih, dan sebagainya, saya menikmati bercengkrama dengan cermin. Cermin seperti mendengarkan apa isi hati saya, ia seperti tau apa yang saya rasakan.

Saya orang yang suka berimajinasi. Temanteman saya kadang tak habis pikir dengan jalan pikiran saya yang liar entah kemana, jauh dari bayangan biasa. Berimajinasi memang menyenangkan, tapi ketika kamu kembali dari dunia jin itu, realita tak semanis yang kita bayangkan. Ough! sakit..
hahaha rasain deh..

Hei Cermin. Sayang yah, kamu gak punya tangan dan kaki agar aku bisa mengajakmu kemanapun pergi, dan selalu siap mendengarkan ceritaku. Akan lebih menyenangkan lagi bila ternyata kamu bisa menanggapi segala ocehanku. Karena gak ada seorangpun yang bisa kuandalakan lagi selain diriku sendiri. Tapi kamu benarbenar teman yang baik buatku.
Ah.. tapi lebih baik seperti itu. Diam, tak ada kaki tak ada tangan, tak dapat berbicara. Cukup mendengarkanku saja. Seperti itu sajalah kamu, agar aku bisa selalu bersahabat dengan cermin dimanapun berada. Hehehehe...

Iya tau, sekarang banyak cermin saku yang bisa dibawa kemanamana. Tapi itu tidak akan berlaku untuk saya. Saya lebih menikmati cermin sendirian di ruangan saya. Kecil pun tak apa, besar akan lebih baik. hihihihiii...

"Woi! digarap tugase!" kata cermin.

Iya, aku tau kamu selalu bilang begitu bila aku gundah gulana dan mengadu padamu.
Duh, cermin... Hahahahahaaa






Thursday, November 6, 2014

Bismillahirrohmanirrohiim..

Tulisan ini hanya untuk renungan saja, bagi siapapun yang membacanya.
Terutama untuk penulisnya, saya.


Tiga hari yang lalu, sebuah pembicaraan dgn seorang teman baik di tengahtengah kuliah umum. Ia menyampaikan pada saya apa yang pernah disampaikan oleh guru mengajinya dulu.

"Intisari dari dunia itu ada di dalam Al-Quran.
Intisari dari Al-Quran itu ada pada Surat Al-Fatihah.
Intisari dari Surat Al-Fatihah itu ada pada kata Bismillahirrohmanirrohim

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ  )
Sedangkan intisari dari kata Bismillahirrohaminrrohim ada pada huruf pertama, Ba ( ب ).
Dan intisari kata Ba terdapat pada titiknya."


Saya termenung mendengarnya.
Sebuah titik yang memiliki makna penting. Saya masih belum paham maknanya.

Pembicaraan ini dimulai ketika dalam diskusi perkuliahan tersebut sedang membahas hilangnya mata kuliah Kesenian Islam yang sebenarnya sangat penting dan sangat berkaitan dengan perkembangan dunia seni saat ini.

Postingan ini saya buat tanpa ada tendensi apapun, apalagi mengenai SARA.

Saturday, November 1, 2014

Pasta Gigi dan Jilbab


Saya pernah mendengar sebuah pertanyaan,
"apa yang Anda rasakan ketika Anda tahu sebuah desain yang pernah Anda bayangkan dulu dan belum pernah sampai Anda wujudkan, kemudian Anda menemui desain yang pernah Anda bayangkan tersebut jadi, diproduksi dan bahkan dapat Anda sentuh dan pegang. Bagaimana perasaan Anda?"

Saat itu yang ada di benak saya, saya akan menjawab, "Hloh?! ini kan ide yg dulu pernah aku bayangin??!!"
Dan hal itu terjadi. Hahaha..

Siang ini saya ke swalayan untuk membeli sabun ber-moisturizer. Tentunya atas saran dokter.
Ya, sebelum pergi ke swalayan saya memang periksa ke dokter karena ada alergi yg tak jelas apa sebabnya. Sedangkan alergi yang saya miliki adalah alergi dingin, debu dan angin. Macam orang elit yee...? Gak juga. Namanya penyakit gak ada yang elit. Lalu, setelah saya tanya mengenai pengaruh dengan sabun mandi, Bu Dokter yang sudah senja usianya itu menyarankan untuk menggunakan sabun ber-moisturizer. Beliau menyarankan sabun dove. Hahaha.. sebut merk. Biarin.
Sepulang dari klinik, saya mampir ke swalayan hendak membeli sabun tersebut. Saya menemukan sabun ini.. yang tentunya menarik perhatian saya.



Apa sih yang menarik?
Tempat sabun tersebut terbelah menjadi dua bagian. Yang transparan adalah honey, sedangkan yang putih adalah milk. Lubang dalam botol tersebut juga ada dua. Lubang untuk honey dan milk.


"Lho, ternyata ada ya perusahaan yang bikin ginian?! hahaha..." begitu yag ada di pikiran saya seketika.
Baiklah, saya tidak akan mengulas botol sabun ini secara desain, bentuk, ergonomi, estetika, atau apalah. Saya hanya ingin bercerita tentang ide saya ini yang dulu pernah liar menarinari di otak saya bahkan sebelum saya mengenal apa itu desain, apalagi setelah saya tau saya akan kuliah desain.

Saat itu, belum banyak di pasaran tentang sabun cair. Apalagi sabun dengan jenis seperti yang saya beli barusan. Saya hanya melihat iklan pasta gigi yang isinya berwarna belangbelang. yang sangat menarik perhatian saya adalah belangbelang dari kombinasi warna hijau atau biru transparan dan warna putih atau biru. Itu baru 2 kombinasi warna pasta gigi. Bahkan ada yang 3 kombinasi warna. Sebut saja pasta gigi close-up, pepsodent, dan sebagainya.. hahaha... sebut merk lagi.



Saya makin gregetan dan sebal lagi, ketika iklannya, dengan sempurna menunjukkan kombinasi warna itu dengan sempurna tanpa cacat, jembret sana sini, atau gagalnya kombinasi warna ketika pasta gigi tersebut di pencet. Padahal kemungkinan itu sangat besar adanya. Apalagi, pengguna pasta gigi tidak terlalu memperhatikan bagian mana yg dipencet agar keluarnya si pasta ini bisa sempurna kombinasinya. Hahaha... namanya juga iklan, pasti ada efek komputer lah ya... Jaman itu sih, saya bilangnya efek komputer aja sih.. kan belum tau kalo ada aplikasi bernama Adobe dan sebagainya.

Ternyata saya gelisah, kepikiran, tidak tenang. Saya terus memikirkan, ada apa sih dibalik bungkus pasta gigi itu? Kok bisa ya, meskipun dipencet secara acak, kok keluarnya si pasta sempurna banget kombinasinya, gak rusak sedikit pun loh! Apakah di dalam bungkusnya itu ada pembataspembatas untuk si pasta gigi agar keluarnya sempurna? atau bagaimanakah? Kalo ada pembatasnya, pasti ini bungkus pasta gigi pasti tebel banget dong... dan pastinya kalo mau mencet si pasta gigi akan lebih susah karena kerasnya.. saya benarbenar gelisah penasaran. Kegelisahan saya makin bertambah ketika ibu saya membeli produk pasta gigi tersebut. Lalu saya ikut menggunakannya. "Kalo aku pencet beneran, bakal sempurna seperti di tv ato gak ya??" Dan hasilnya adalah...... sempurna sodarasodaraaaaa...!!!! hahahaha.... makin kesel!! hahahahaha
Kok bisa siihhh??? KZL.

Karena lelah memikirkan itu, maka saya abaikan saja. Hingga akhirnya, suatu hari saya membeli pasta gigi sejenis tersebut ketika saya kuliah. Kuliah di jurusan desain tepatnya. Beberapa kali saya menggunakan pasta gigi yang sama, akhirnya saya menemukan ketidak sempurnaannya! hahahaaa... kadang keluar yang transparan aja ya keluar yang warna padat aja. Dan itu sangat menentukan kesehatan gigimu tentunya! Hahahahaha.... saya ketawa puas! Akhirnya saya jarang membeli lagi pasta gigi sejenis itu. Begitu pula ibu saya. Hehehehe...


Dan ternyata saya membeli sabun mandi dengan botol yang terbelah dua untuk jenis sabun yang berbeda di dalamnya, honey and milk. Bwahahahaha.... beneran keinget masa kecil dulu deh. Hahaha...

Tidak hanya terjadi pada pasta gigi dan sabun mandi saja. yang lainnya adalah model Hijab ala Dian Pelangi. Seperti apa sih jilbab ala Dian Pelangi yang ku maksud?? Seperti ini..

Dulu sewaktu saya kecil, masih baca Iqro', saya pernah bermainmain dengan kerudung saya. Saat itu masih booming jilbab instan yang seperti peci atau menggunakan tali di belakang leher dan keduanya ada payetpayet cantik di bagian depannya.


yah.. kurang lebih seperti itu lah yg jaman dulu itu.. hehehehe
tapi saya juga memiliki kerudung berbentuk segitiga dengan motif abstrak dan jenis kain sifon dengan neci tidak rapi di tepinya. Dan pada saat itu lagi happening banget lah.. Lalu saya merengek ke ibu saya untuk dibelikan kerudung tersebut. Dan ibu saya membelikannya dengan syarat, rajin mengaji. Gak usah dikasih syarat gitu, saya emang udah rajin ngaji sih.. dulu.. hehehe

Penggunaan kerudung tersebut saat itu sangat sederhana. Hanya kedua ujung kerudung hanya di sampirkan ke bahu kanan dan kiri, atau dengan peniti di leher. Sudah, itu saja. Tapi karena penggunaannya yang tidak rapi, dan saya malah sering membuatnya untuk mainan ketika mengaji, atau malah untuk bonekabonekaan saat bermain, saya malas menggunakannya lagi. Saya lebh memilih krudung yang instan digunakan.

Tapi saya lagilagi gemas dan penasaran. Kenapa sih orangorang gak bosen pake krudung dengan model yang ituitu aja?? Aku sih bosan! lalu saya mainkan krudung segitiga itu. Didepan cermin rias saya berkaca. Saya pin jilbab seperti standar pada umumnya. Lalu saya lepas. Lalu saya pindah entah dimana. lalu saya gesergeser posisi peniti hingga akhirnya menemukan posisi di samping. Iya, di samping, sebelah pipi, seperti Dian Pelangi. Hahahaha... Persis banget! "Ih.. kenapa sih orangorang gak pake kayak gini aja?? kan bagus!! jadi gak gitugitu aja pakenya. gak bosenn..!!" Bahkan saat itu saya juga mencobacoba model yang.... yah... puter sana, puter sini, lipat sana lipat sini. Sampe leher saya keiket. Eh, malah sekarang jadi trend hijab masa kini. hahahahaaa...

Oalaahh... Saya jadi tau rasanya sekarang.
"hloh?! ini kan yang dulu pernah saya bayangin.... ini kan yang dulu pernah saya cobaaa...!"
hahahahaaa





*tidak ada endorse atau iklan di postingan ini. Semuanya hanya kebetulan dan tidak disengaja. hehehe