Tidak. Kali ini untuk memulainya bukan dengan yang manismanis. Biasanya mereka memulainya dengan yang manismanis, happyhappy. Tapi kali ini tidak. Semua tidak semanis yang kamu bayangkan.
Memang benar. Sebuah hubungan tidak selalu dimulai dengan yang indahindah. Mereka bisa memulainya dari suatu masalah, kemudian ada rasa ingin saling melindungi dan memiliki.
Tapi aku tidak pernah membayangkan hal ini. Aku pun tidak pernah berharap semua seperti ini. Aku ingin memulainya dengan indah.
Kau pikir aku mau seperti ini? Aku pun tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa semuanya akan seperti ini. Semua yang kulihat, bayanganku, ada di dirimu, buyar seketika.
....
Ini baru permulaan. Kita tidak pernah tahu seperti apa nantinya kita, kecuali proses, cara kita menjalaninya, membawanya kepada yang indah atau yang sedih. Tidak apalah kita memulainya dengan yang tidak pernah kita harapkan. Semoga semuanya berakhir dgn indah.
Kau tau, dia bagai duri yang berbalut bunga yang semerbak.
Tak berbeda jauh denganmu. Dia pun bagai belati yang berbalut sutera. Ak pun tidak pernah menyangka aku akan menemuinya. Padahal aku jauh lebih mengenalmu.
Lalu apa harapanmu?
Aku tidak pernah berani membayangkan terlalu tinggi, aku harap sutera itu tidak membalut apapun.
Katakan padaku bila kau membutuhkanku. Aku akan menemanimu bila kau bersedia. Bila kau butuh teman untuk pergi, aku pun bersedia menemanimu.
Tidak.tidak semudah itu.
....
Kau sendiri bagaimana hariharimu?
Kucoba jalaninya saja.
Kau ikhlas atau pasrah?
Aku pasrah
Tidak inginkah kau yang terbaik untuk dirimu sendiri?
Setiap orang pasti ingin yang terbaik untuk dirinya.
Seperti apa sosok itu?
Mirror. Dariku. Tak jauh beda denganku.
Sadarkah kau, mirror itu aku?
Ya. Aku tahu, aku menyadarinya. Kita tak jauh berbeda. Kita bisa keras, namun kita juga bisa melunak.
Kita terlalu lama dalam diam kita. Aku diam, untuk menunggumu bicara. Tapi Tuhan berkata lain. Kau dan aku terjebak pada kesulitan yang sama, tapi tak sama.
kau lebih berat, kurasa.
(ku harap kau adalah akhir ceritaku yang indah. Tapi aku bisa apa?)
kita berada dalam porsi kita masingmasing. Kau dan aku, berada pada jalan kita masingmasing.
Tidak pernah aku memikirkanmu lebih dari ini. Hingga detik ini.
Ya, aku tahu. Maaf bila ternyata aku memberimu tempat istimewa disini. Bila sudah seperti ini, aku pun tidak ingin kau menganggap lebih dari ini karena pernyataanku. Kau cukup tahu, itu sudah membuatku merasa lega, setelah sekian tahun kusimpan baikbaik.
....
mau tidak mau aku harus mulai bisa berbicara dengan dirinya dan sekitarnya.
Bukankah itu kabar baik? Ambil sisi positifnya. Setidaknya dengan begini, dia yang berduri bagimu, membuatmu lebih bijaksana sebagai seorang lelaki.
Kulihat kau berubah semakin bijak.
Aku tidak pernah lebih dari ini. Kau hanya belum pernah mengenalku lebih jauh.
(itulah mengapa, kita terlalu menikmati harihari kita dalam diam).
Lalu apa rencanamu selanjutnya?
Dia membutuhkanku, dia tak ingin aku meninggalkannya. Rencanaku untuk masa depanku, harus ku tata lagi.
Mau tak mau kau harus menghancurkan prinsipmu itu?
Ya, untuk saat ini.
(taukah kau, aku bersedia diam untukmu karena aku tau seperti apa dirimu untuk masa depanmu)
kau pasrah?
Kurasa. Seperti tidak ada pilihan lain.
Tidak, kau selalu punya kesempatan, kau selalu punya pilihan. Percayalah, bila nantinya kemungkinan buruk itu terjadi, maka kau harus percaya, kau dan dia pasti berada dengan seseorang yang jauh lebih baik dari saat ini. Tuhan sudah mempersiapkannya untukmu. Dan kau pantas mendapatkannya. Aku mengenalmu.
Lihatlah, kau berubah. Aku tidak pernah melihatmu seperti ini sebelumnya.
Aku pun akan bahagia, mendengar dirimu telah bersamanya. Itu lebih baik daripada kau berjalan dalam diammu. Aku bahagia bila kau bahagia dengan siapapun itu.
....
Lalu, apa rencanamu selanjutnya?
Dia sutera yang membalut belati, kuharap bisa lepas dari belatinya, lalu akan ku bawa pulang pada sang kepompong.
Kau akan jauh lebih hebat bila kau berhasil membawanya berjalan bersamamu.
Aku pun berharap begitu. Tapi dia tidak sendiri ada di bumi ini. Perjalanannya masih panjang. Dan aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya lalu akan seperti ini.
lalu?
Kulihat ada di dirimulah dengan siapa aku bisa melangkah. Maaf.
.....
Perjalananny masih panjang. Kita harus mengurutkannya, menyelesaikannya satu per satu, bersamasama, setahuku.
Lihat, beratnya bebanmu.
Biarlah. Aku percaya, pengorbananku pasti terbayar. Tuhan yang tahu caranya.
Sepertinya serba sulit.
Untuk beberapa kali dia memohon kepadaku agar dia bisa tetap bersamaku tak meninggalkannya, meskipun nantinya aku telah bersama dia yang lain. Lalu apa yang harus ku katakan? Ada rasa sayang, ada rasa sedih, ada rasa bahagia, ada rasa kecewa bila tak berbuah hasil, namun yang ku tahu, dia yang untukku adalah dia yang membawaku pada kebaikan. Lalu aku harus berkata apa?
Aku pun tak bisa menjawab. Pertanyaan itu pun terlalu berat untukku saat ini. Ya, mungkin memang terlalu sulit untuk kita berdua.
______________________
2 comments:
Lusy.. bahasamu terlalu berat apa aku yg rada bego ya.. hehehe.. *sukses ngerusuhi komen*
hahahaaa...
berapa kilo beratnyaa??? :D :D :D
Post a Comment