biarkan aku diam merenung meratap tatap bercermin pada gelap pada kaca berbalik pekat
kutatap lekat bola mataku sendiri berbicara dalam diam tersirat ribuan kilat jahat
kutatap lagi ada apa disana? apa yang sedang terjadi? kunikmati berisik malam deru mesin beradu membawa gerbonggerbong dalam malam berjalan di atas rel nya
turunku nanti, kubopong sebongkah nasib di dalam ransel melangkah mendoyong berat beradu di pundakku
bercerminku lagi lalu tertawa apa yang sedang kau tertawakan? nasibmu? kebodohanmu? kedunguanmu? kesombonganmu? aku tetap tertawa berharap tak ada air mata bersembunyi di sana
Bandung, 18052013/19.03
No comments:
Post a Comment