Wednesday, May 21, 2014

(---)

Ini tengah malam, dan air mata tak kunjung berhenti mengalir.
Aku tahu, Engkau sedang menguji kesabaranku.
Tidak ada sedikitpun dariMu meninggalkanku dari kegelapan.
Segala uji dan coba akan terus Kau beri dan tak akan berhenti.
Aku hanya harus bersabar.
Seperti inilah Kau selalu mencobaku.
Seperti ini dan mungkin tidak akan berhenti.
Aku tahu, Engkau akan memberiku sebuah keindahan nanti.
Seperti dengan syarat, caraMu begitu berat.
Kau tunda semua keinginanku.
Kau ingin aku menjadi lebih baik.
Kau ingin aku selalu memelukMu..
Kau ingin aku lebih bersabar.
JanjiMu pada hambaMu, Kau tidak akan pernah ingkar.
Bahwa Kau akan memberiku bahagia.
Namun, seperti inilah harus kubayar di muka.
Seperti air mata ini yang tak berhenti, seperti inilah cobaMu mengalir.
Suatu saat nanti, Kau pulalah yang akan menghentikan.
Engkaulah Maha Memiliki segala apapun yang ada di dunia ini.
KepadaMu lah aku berpasrah.
Dengan kuasaMu pula lah, aku berharap kekuatan agar aku lebih kuat.
Kuat untuk menghadapi apa yang sedang Kau uji.
Sungguh hidayaMu kunantikan.
Seperi setiap sel yang bergerak dalam tubuhku adalah kuasaMu.
Laaillaaha illallaaah...
Allahuakbar...

Saturday, May 17, 2014

Saya rindu kamu, Indonesia

Beberapa hari terakhir saya melihat update terbaru dari beberapa teman saya.
Mereka sedang melakukan perjalanan.
Orangorang menyebutnya traveling.
Kemudian tibatiba ada rindu menyeruak.
Tivi di sebelah sedang memutar lagu Nidji yang Laskar Pelangi itu.
Saya makin rindu..
Iya. Saya rindu Indonesia, dengan segala kekurangannya.
Saya ingin dipeluk Indonesia, saya ingin memeluk Indonesia.
Saya rindu Indonesia, karena hampir setahun saya berkelana di Eropa dan belahan bumi yang lainnya.
Berkelana?? Bukan dalam denotasi, tapi konotasi.
Saya harus mempelajari beberapa hal dari belahan bumi lain sejak duduk kembali di bangku kuliah.
Yah, begitulah.
Saya rindu Indonesia.


Picture by Google Maps


Surat elektronik saya untuk Kau

 

Mendadak ingin beberes blog yang usang ini,
Membersihkan dan mulai merapikan dan mengisi kembali.
Tibatiba bersemangat ingin menulis kembali.
Apapun itu isinya.

Empat hari yang lalu saya bertelpon-ria dengan seorang sahabat di seberang pulau.
Sudah bertahuntahun kami tak bertemu.
Beberapa tahun terakhir, komunikasi cantik lewat telpon dan sms berubah.
Ada Line yang menjadi perantara komunikasi kami.
Kami juga saling stalking status terbaru kami lewat timeline.
Lucunya, kami seolah saling menjaga jarak.
Ia tak ingin kekasihnya cemburu dengan saya.
Begitu pula saya, ingin kekasihnya baikbaik saja dengan persahabatan kami.
Lalu kami saling mengaku di ujung telpon beberapa hari lalu.
Bahwa kami saling merindukan.
Tentunya tak lebih dari sahabat.

Kami sependapat.
Percakapan yang dulunya terdengar emosional, seolah kini berubah sedikit lebih dewasa dan bijak.
Terbesit rasa canggung di benak saya, ada rasa yang tak renyah se-renyah dulu.
Tapi saya baikbaik saja.
Melihat percakapan ini kembali normal, saya sudah senang bukan kepalang.
Dia selalu menunggu tulisan saya.
Inilah alasan saya menggebugebu ingin menulis lagi.
Diamdiam saya berjanji.
Akan saya sampaikan kepadanya apa yang sedang saya tulis.
Saya akan sampaikan apa yang sedang bergulat di otak saya.
Diamdiam pula saya berjanji akan mengunjunginya tahun ini.
Bila Tuhan menghendaki, InsyaAllah..

Hai, Sahabatku di seberang pulau.
Tunggu aku menjengukmu.
Dan Kau harus mau menemaniku berdansa di atas kegelisahan kita!
Tanggalkan pikiranmu tentang usia kita.
Kita punya sisi naif yang meliar.
Kau harus mau dan setuju!



Friday, May 16, 2014

mari berhenti dan mulai lagi


ada kalanya kita bahagia terhadap sesuatu.
mungkin pula seseorang.
ada kalanya kebahagiaan itu menjatuhkan kita.
kemudian membencinya.

ada kalanya kebencian menyelimuti kalbu.
berharap kenangan itu hanya debu.
logika tak bergerak melaju.
kebencian menguasai nafsu.

akan tiba saatnya kita lelah membenci.
membiarkan diam yang memimpin.
melihat kenangan bergerak seperti film.
kemudian meringis sakit sendiri akan perbuatan lalu.

raga telah lelah membenci.
tapi tak bisa hanya diam menyempurna.


hei, kamu.
yang pernah mengendap di malam malam lalu.
bantu aku membersihkan nama baikmu di otakku.
caranya?
beri penjelasan, lalu kita mulai lagi dari awal.
i wonder that would be so great.
minal aidin wal faidzin.. :P

Belum Usai yang Sudah Usai


Kemarin malam saya menemukan tulisan ini di kolom draft.
Tertanggal 1 September 2012, 6:29 WIB
Hanya mengenang...
yang saya tahu, tulisan ini belum selesai, dan terpaksa harus selesai.




Sebangunku dari tidur, mentari menyambut hangat. Langkahku bagai mambawa sebongkah semangat, untuk menjamah ruang kosong di sana. Secangkir kopi hangat dipersembahkan untuk ucapan selamat pagi beriring dengan asa.Tiap ku melihat jam di tangan, lalu kulihat lagi untuk kedua kalinya, lalu kuhitung. Waktu berselisih. Secercah senyum yang tumpah di wajahku, kupersiapkan setiap waktu untuk hariku. Demi waktu yang tak akan terganti dan tak akan berulang. Tak akan tersiasiakan oleh ulah konyolku untuk mengukir gelak tawa atas nama kenangan.

Disini ada beban berat yang sedang kita jinjing. Tapi aku dan kamu sedang melompatlompat bak anak kecil berlarian. Kita bagai tuli apa kata mereka, bersembunyi terkikik geli mentertawakan dunia. Lalu kita berjalan dan tertawa atas kemenangan kita. Kepalkan tangan kita ke atas langit untuk kemenangan melawan ego kita. Kau dan aku tahu akan sebuah ketentuan, tapi kita berlari melompat terkikik meninggalkannya.

Lihat dirimu. Tinggi dan berisi. Lalu lihat diriku. Hitam dan kurus. Tapi kita menerjang teriknya matahari demi sebuah kata, bahagia. Ada sebongkah ruang kosong di belakangmu. Lalu kau bilang, kemarilah. Disitu kau tuang secangkir teh hangat untuk kuseduh.Sebelum lelap mengganti peluh tadi, kau hempaskan semua caci makimu dalam tawa. Ruangannya menggemakan tawa kita. Tak ada rangkaian kata indah untuk merajuk rayu. Tak ada anyaman janji untuk mimpi yang ternyata palsu. Kau dan aku hanya berjalan beriringan saling bergandengan, menapaki bebatuan di depan kita. Percaya akan buruknya kata menyerah demi sebuah kata bukti.

Itu hariku. Dan ini harimu. Bila ini semangkuk es krim Zangrandi yang legendaris itu, begitu manis dan dirindukan. Bila itu sebuah pentas kesenian, ludruk lah yang menjadi tuan rumah. Bila ini bangunan bersejarah, Kota Pahlawan adalah tujuan. Bila itu makanan tradisional yang dirindukan, lontong balap; rujak cingur; lontong kupang menyesap lidah. Bila kita hendak berlari pada dunia kita, Jogjakarta dengan seni dan budayanya memang istimewa.

Hahaha... Lihat aku, mengkhayalkan perbuatan kita. Tapi kamu melepaskanku pada alunan gamelanmu. Membiarkanku menari bertopang mendak bak kesurupan. Kau sembulkan asap rokokmu, kututup hidung dan meninggalkanmu. Tertawa lepas kau matikan pembunuhmu dan menggamitku. Lalu kita pergi membelah bumi kota kita.

Sayang, tahukah kau apa itu kata 'lengkap'?
aku belum tahu. 



Wednesday, May 14, 2014

Hai, malam..

Hai, malam.
Dua malam sudah kau mengajakku berdansa kembali.
Bernyanyi diiringi bintangbintang.
Kau tersenyum, begitupula ku.
Tapi sedang kupendam tangis.
Untuk mengenangmu, malam.

Selamat malam untuk malam.
Semoga kau bahagia bersama malam.
Malam tetaplah malam.
Aku harus meraih pagiku, siangku, soreku dan malamku yang lain.


Sunday, May 4, 2014

Stay Strong, Lusy..

Ini hari ketiga saya merasakan kegalauan yg begitu mengganggu.
Apa pekerjaan saya selama di kost?
Makan-nonton tv-shopping-tidur-makan-nonton tv-shopping-tidur dst.. dst..
'Shopping'? Don't expect too much.. saya membelanjakan uang saya untuk beli makanan.

What happen?
Too sad to tell. I'm a lil' bit miss home so much.
I want to clear all of sudden.
I want to hug my sister.
I want to cry for my family..
But I do nothing here.

Allah bless my family
Allah save my family
Allah loves my family
That's my faith..
What happen now is because Allah love us..

:')

Stay strong.