Bukan.. Bukan tentang cerita cinta. Saya belum pernah menemukan cinta. Yang saya tahu tidak ada cinta di dunia ini, selain cinta padaNya.
Suatu ketika saya sedang mengerjakan suatu pekerjaan, tibatiba rasa bosan datang menggerogoti otak saya. Ya, tibatiba saja. Rasa bosan yang tibatiba datang ketika saya sedang serius itu menyebalkan. Selalu mengganggu harihari indah saya. Agar hari indah itu kembali, saya memilih untuk memikirkan yang indahindah saja. Atau saya memilih tertawa.
Memikirkan yang indahindah itu bermacammacam. Lalu saya memilih memulai dengan intipintip blog temanteman untuk dibaca. Tentu baca blog teman ketika bapak menejer yg terhormat tidak ada di tempat. Makan gaji buta? Katakan saja ya, lalu Anda juga akan mencari kesempatan yang sama ketika merasakan yang saya alami. Kembali lagi. Ketika blog itu terasa menyesakkan perasaan saya, saya memilih intip blog yang lainnya. Banyak peer untuk menikmati blogblog yang menampilkan videovideo gila! Gila aja, video dibikin dari ribuan foto selama sejam. Saya lebih memilih melanjutkan perjalanan, mungkin. Tapi hasil videonya begitu ciamik! Cukup membuat saya iri karena tidak mempunyai kemampuan seperti itu. Ah, jadi merindukan jalanjalan.
Ya, akhirnya pikiran saya beralih merencanakan perjalanan yang selanjutnya. Merencanakan itu menggunakan pikiran. Pikiran itu menggunakan perkiraan juga. Itu berarti saya berkhayal. Seperti yang sudahsudah, saya hanya berkhayal. Karena pada kenyataannya, saya harus menahan niat saya untuk berjalanjalan. Sedih memang, tapi masih ada kewajiban yang harus saya kerjakan.
Saya ingat suasana rumah yang kacaubalau. Sudah 3 bulan. Manis di luar, asam di dalam. Tidak, ini bukan tentang lagu pop 90an -madu dan racun. Ah, menata rumah itu butuh berpikir dan banyak perhitungan, berpikir itu tidak untuk kepentingan sendiri, tapi banyak pihak, penghuni rumah lainnya. Mungkin saya sudah penat, hingga sesekali saya memilih mendengarkan musik, ato menulis, ato bahkan menggambar sambil menahan diri untuk tidak mencari pensil warna.
Menggambar itu butuh kreativitas. Ah, terlalu berat bila membahas kreativitas. Berat karena kreativitas saya seperti di belenggu. Saya sendiri hampir mati kutu berhadapan dengan excel, tidak tahu apaapa, sedangkan saya lebih berminat menarik garis atau menggoreskan cat air meskipun tidak ahli. Ideide segar itu diperlukan untuk keberlangsungan kesehatan otak saya.
Menggambar, menulis, menari, merajut, dll utk mengisi waktu saya. Mmm, otak saya yang mulai berkarat. Berkarat memikirkan banyak hal. Berpikir saja, tidak ada yang dijalankan, itu semacam omong kosong, kata bule, "Bullshit". Memang butuh proses, tapi nyatanya yang tau kemajuan proses itu hanya diri saya. Jadi rindu masamasa kuliah yang tidak pernah berhenti mengerjakan tugas. Sampah serapah bermunculan dari mulut. Namanya sumpah serapah tak seindah lagu Farid Harja, "ooouwoooo aku rindu...katakan padanya, aku rinduu... Oh, buruung.. nyanyikanlah....katakan padanya aku rinduuu..."
Bicara rindu, rindu itu saya pernah ingin sampaikan pada sesorang. Tapi saya urungkan. Niat saya memberikannya syal hangat agar bisa menemani menghangatkan tubuhnya ketika di perjalanan juga saya urungkan. Pikiran saya pendek, sependek poni rambut saya yang membuat muka saya terlihat aneh -padahal sudah adanya begitu memang aneh- seperti kuku jari manis kiri saya yang lebih pendek dari jari manis kanan. Rindu ini lebih pantas saya sampaikan pada yang layak mendapatkannya. Tapi bukan anak tante 'macam itu' yang berniat mengajak ibu saya menjadi besan. Lebih padanya yang mau menemani saya menumpahkan ide gila saya. Maaf tante, saya yakin tante tau saya sedang menulis apa.
Saya pernah punya ide gila ketika musim FIFA World Cup 2010, musim lagu Wafin Flag. Lukis wajah kami, lalu kami akan meneriakkan Wavin Flag di perempatan kota. Berlari dan mengibarkan bendera kedamaian, kami kibarkan juga semangat keadilan. Halah! Yah, memang ide gila yang terlaksana di khayalan saja, tapi saya masih penasaran rasanya mengamen di taman kota. Atau mungkin kembali menari melakukan pacakgulu. Hahaha, terlalu banyak yang ada di khayalan saya. Saya rasa itu wajar, karena to be different is to be out of the box. Dan to be different saya ini baru sebatas khayalan saja. To be out of the box? Yah, saya memang beruntung, Tuhan memberi saya otak yang bisa gila dan bisa normal. Jadi saya tidak perlu melankolis terhadap benangbenang rajut untuk syal yang tak bertuan itu. Masih banyak hal yg bisa saya lakukan selain jalanjalan. Jalanjalan menjelajahi blog nya. Ah, itu nyesek, bodoh! Pikirkanlah yang indahindah. Yang indah hanya satu ternyata, Indonesia itu indah. Dan 'kamu' jg indah. Hahaha
Baiklah sobat, saya belum memerlukan pendamping untuk kukatai bahwa kau indah. Belum perlu pendamping untuk to be different. Dan untuk 'kamu', tidak perlu bersusahsusah menyelami hati saya, saya masih brengsek. Seperti saya yang laulalu, saya masih congkak. Biarlah. Biarkan saja mereka bermainmain dengan otak saya. Tapi mereka tidak perlu bersusahsusah mengintimidasi saya. Seperti rumah saya yang kacaubalau. Tenang saja. Dan biarkan ''look at my BRAin, not my BRA'' itu muncul. Terkesan seronok memang. Tapi katakata itu muncul begitu saja. Ternyata pikiran saya sedang bermainmain mengintimidasi pikiran saya sendiri. Ya, seperti kata "ada PENDEK dalam PENDEKatan, lalu untuk apa berlamalama?" Hahaha gak nyambung memang. Tapi nyatanya saya menikmati masa itu, bodoh? Ya begitulah adanya. Bukan bodoh, tapi terlalu polos. Ah, saya bukan perempuan lugu, bukan LUcu-GUoblok tentunya. Saya kadang terlalu dewasa, mendewakan sesuatu yang tidak perlu. Saya memang polos? Saya sudah dewasa? pikirkan saja lagi.
Seperti saat ini, yang tidak perlu itu nyatanya selalu eksis, "penting gak penting yang penting penting penting banget", lalu saya sadar, saya ini menulis apaan...